Utuh dan sepenuhnya kali ini aku menghadap. Purna sudah semua harap. Kukembalikan pada pemilik segala keputusan. Kepasrahan total bulat kuhimpun dalam diri. Menerima segala putusan terbaik-Nya.

Aku datang untuk mengembalikan semua yang belum menjadi hakku. Aku datang menitipkan kembali setiap benih yang sempat aku gunakan sebelum waktunya. Aku kembalikan lagi semua rasa yang sempat dibisikkan setan berkawan nafsu pada diri ini. Aku kembalikan posisi tertinggi dan kerajaan hati ini pada kekuasaan-Nya. Aku berusaha kembali menjadikan-Nya penguasa mutlak tiada banding tiada saing dalam semesta kehidupanku. Maka saksikanlah, ini aku kembali kepada-Nya.

Tertatih diri ini ini membawa diri. Terluka dalam perjalanan kembali. Berulang kali jatuh dan bangkit kembali. Sampai pada titik kesadaran bahwa semua adalah tentang keimanan. Lalu jika aku tidak sepenuhnya percaya pada-Nya bukankah justru keimananku yang dipertanyakan? Tidak cukup besarkah kepercayaanmu pada-Nya bahwa semua dari-Nya adalah yang terbaik? Tidakkah kamu ingin keimananmu dapat menghantarkanmu sampai pada titik kamu bisa tenang dan damai menjalani kehidupanmu karena kepercayaan penuhmu pada-Nya? Percayalah, bahkan semua hal tentang hidupmu Dia tahu apa yang terbaik.

Manalah lagi yang lebih menyenangkan dari pada hidup dalam keridhoan-Nya?