Archive for Agustus 2012

PERCAYALAH! HIDUP INI ADALAH KARUNIA


Seorang Bocah di Perempatan
“Mbak boleh ikut sampai UIN?”  Kalimat itu muncul dari mulut seorang bocah yang menyapaku di perempatan gejayan. Aku cukup terkejut awalnya dan pada akhirnya merasa bersalah karena sebelumnya aku telah berburuk sangka padanya dengan mengira dia akan meminta uang dariku. Ini prasangka burukku yang pertama padanya. Aku menyanggupi permintaannya. Toh, jalan yang akan aku lewati memang melalui daerah tersebut. Apa salahnya jika aku memberinya tumpangan. Aku tidak akan kehilangan apapun, pikirku.
Aduh, tidakkah dia berniat jahat kepadaku? Tasku ada dibelakan punggungku dan dompetku berada di dalamnya. Berbagai kemungkinan berseliweran dalam pikiranku. InsyaAlloh  dia tidak berniat buruk, akhirnya kalimat itu kukatakan pada diriku sendiri. Aku yakin Alloh tidak akan menyia-nyiakan orang yang berniat baik.
Aku sempat berpikiran, seandainya aku ada di posisinya mungkin akulah yang akan merasa khawatir kepada orang yang membawaku. Akankah aku diantar sampai tempat yang kuminta atau malah dia akan membawaku pergi dan berniat jahat kepadaku. Tenyata aku telah berbuat jahat kepadanya walaupun mungkin dia tidak menyadarinya. Aku telah berburuk sangka padanya. Padahal dia hanyalah seorang bocah. Anak kecil yang dari segi kekuatanpun kalah dariku. Ini adalah prasangkaku yang kedua.
Aku tidak tahan hanya diam sepanjang perjalananku yang singkat dengan bocah itu. Dan inilah sedikit percakapan yang semapat kulakukan dengannya.
Aku (A) : tadi kesananya naik apa?
Bocah (B): jalan kaki
A : ngapain dik disana?
B : ngamen, buat beli alat sekolah.
A : kelas berapa?
B : kelas 4
Aku terenyuh mendengar penuturannya dari jawaban-jawaban singkat yang diberikannya untuk setiap pertanyaan yang kuajukan. Bayangan adikku sempat terlintas dalam benakku. Dia sebaya dengan adikku. Dan aku tidak bisa membayangkan jika adikku dalam posisinya. Berjuang mati-matian untuk memperoleh biaya membeli alat tulis. Tapi entah mengapa saat itu mudah sekali setan merasuki pikiranku dan menimbulkan prasangaka lagi padanya. Ini adalah prasangkaku yang ketiga. Aku berpikiran bahwa dia berbohong hanya untuk meraih simpatiku.
                Setelah sampai di pertigaan UIN dan berpisah dengfannya setelah ia mengucap terimakasih, aku melanjutkan perjalanan. Saat ini aku baru menyadari, terlalu banyak prasangka yang sudah aku berikan padanya. Mengapa untuk berbuat baik harus merasa ragu dan terlalu memikirkan berbagai hal yang belum tentu benar. Karena sebuah prasangka tentunya memiliki potensi benar dan salah sama besar. Tapi prasangka buruk tentunya bukan suatu yang baik dan patut dilakukan. Tapi berhati-hati tentu saja perlu, itu pembelaanku pada diriku sendiri. Pada akhirnya aku berpendapat,jika ingin berbuat baik lakukan saja. Jangan terganggu oleh pikiran dan prasangka buruk yang menjadikan kita surut. Alloh pasti tahu apa yang sebenernya menjadi maksud kita.

Semangatmu Membuatku Malu
                “Bagi yang sore ini tidak ada kegiatan dan bersedia meluangkan waktunya untuk mengajar anak panti dipersilahkan bergabung. Karena tenaga pengajar dari kami ada beberapa yang izin juga” itu adalah inti dari kalimat yang diucapkan oleh kepala departemen SOSMAS sebelum acara Monday Active benar-benar ditutup. Hari itu aku tidak pernah terpikir bahwa aku akan pergi bergabung untuk mengajar anak-anak panti asuhan itu karena sebenarnya aku mendapat undangan untuk makan-makan dari teman SMAku. Tapi aku tidak menyesal karena meninggalkan kesempatan itu dan memilih mengajar. Ini pengalaman pertamaku bertemu mereka. Sebelumnya aku belum pernah bertemu mereka.
                Perjalan kesana kulakukan setelah maghrib dan sampai disana menjelang isya’. Saat waktu isya’ telah datang aku menyaksikan mereka, anak-anak putri yang bertempat tinggal di sana. Mereka dengan tertib melakukan sholat isya’ berjamaah. Wajah-wajah mereka menyiratkan kebahagian dan semangat walaupun sedikit tersamarkan oleh sikap malu-malu melihat beberapa orang yang belum mereka kenal.
                Tidak berselang lama setelah isya’, lampu aula dinyalakan dan beberapa anak putri datang ke aula tersebut. Mereka mulai menyusun meja dan kursi yang nantinya akan digunakan untuk belajar. Aku dan teman-temanku tergerak untuk membantu mereka dan ikut menyusun meja yang lain. Setelah meja siap, anak-anak yang lain mulai berdatangan dan duduk di tempat yang mereka inginkan. Mereka boleh menanyakan pelajaran apa saja yang mereka inginkan kepada kami, kakak-kakak dari Fakultas Teknik UGM. 
                Setelah aku amati, ternyata mereka terdiri dari hampir semua tingkatan dari SD sampai SMA. Lengkap. Aku berhadapan dengan anak SMP. Dalam perbincangan kami di sela-sela belajar aku mengetahui bahwa yang dia tanyakan ini sebenarnya bukan tugas. Hanya saja dia memang ingin belajar. Sungguh, malu rasanya aku. Merasa kalah oleh seorang anak yang secara usia lebih muda dariku tapi ternyata memiliki semangat yang lebih baik dariku dalam belajar. Tapi aku bersyukur karena secara tidak langsung aku telah diingatkan olehnya.
                Jarum pendek jam di dinding aula saat itu telah mendekati angka Sembilan. Karena takut terlalu malam sampai di rumah, maka aku memutuskan untuk pamit pulang. Dalam perjalanan aku merenungi sikapku dan sikap anak-anak panti yang bersemangat tersebut. Aku merasa malu karena membiarkan diriku kalah oleh rasa malas. Aku merasa mendapat semangat baru melihat mereka. Aku yang mendapat kesempatan yang lebih baik dari mereka tentunya harus sama semangatnya atau bahkan harus leebih bersemangat dari mereka. Perjumpaan singkat malam itu meninggalkan bekas dan menjadi penyemangat dalam diriku.


hidup ini indah dengan segala polemik dan dinamikanya :)

BATAS

Tegas dan nyata

Pisahkan dua sisi berbeda
Hitam dan putih
Baik dan buruk

Buram dan bias
Bagai kabut senja
Semakin hilang ketika dekat
Dan itu bukan salah siapapun
Itu karena diriku sendiri

Sejatinya ia ada
Tetap dan tidak berbeda
Tidak ada yang berubah
Seperti sedia kala
Tegas dan nyata


maafkan aku.
Alloh, ijinkan aku kembali dalam keadaan terbaik

Aku dan Yang Aku Cintai


 Ya Allah, Engkau mengetahui bahwa hati-hati ini telah berhimpun dalam cinta padaMu, telah berjumpa dalam taat padaMu, telah bersatu dalam dakwah padaMu, telah berpadu dalam membela syari’atMu. Kukuhkanlah, ya Allah, ikatannya. Kekalkanlah cintanya. Tunjukilah jalan-jalannya. Penuhilah hati-hati ini dengan nur cahayaMu yang tiada pernah pudar. Lapangkanlah dada-dada kami dengan limpahan keimanan kepadaMu dan keindahan bertawakkal kepadaMu. Nyalakanlah hati kami dengan berma’rifat padaMu. Matikanlah kami dalam syahid di jalanMu. Sesungguhnya Engkaulah sebaik-baik pelindung dan sebaik-baik penolong. Ya Allah. Amin. 
Tulisan ini hanyalah tentang diriku. Tentang apa yang aku rasakan. Sesuatu yang penting dan berharga bagiku. Sesuatu yang aku cintai. Dan aku bahagia dengannya, berharap selalu ada dalam dekapannya. Mungkin apa yang aku tulis ini bukan hal yang penting untuk dibaca. Dan aku memang tidak berharap banyak tulisan ini mampu merubah siapapun yang membaca. Aku hanya ingin berbagi apa yang aku rasakan.
            Aku dipertemukan dengan saudara-saudaraku dalam satu ikatan yang sangat kuat. Ikatan ukhuwah. Dan yang menghubungkan itu adalah da’wah. Perjumpaanku yang pertama kali dengan mereka sudah menimbulkan getar tersendiri. Mungkin karena adanya frekuensi yang sama diantara kami. Dan dalam da’wah ini aku mendapati banyak sekali saudara yang dapat aku temukan. Saudara yang bergerak karena tujuan yang sama. Tunduk dan mengabdi padaNya. Meninggikan agamaNya.
            Aku dan mereka ada dalam perahu yang sama. Berada dalam jalan dakwah. Jalan yang tidak mudah tetapi indah. Jalan yang penuh onak duri dan debu yang selalu siap menghampiri. Tapi, itu semua terasa lebih ringan ketika aku tahu aku tidak sendirian. Banyak saudara-saudaraku yang memperjuangkan hal yang sama. Berjuang sama kerasnya bahkan berkorban lebih banyak dari yang aku lakukan. Jalan ini memang tidak mudah. Tapi memang itulah harga yang harus dibayar demi mendapat tiket untuk memasuki surgaNya.
            Jalan ini adalah jalanNya. Aku percaya ini adalah jalan terbaik. Jalan dakwah, jalan perjuangan. Dengan dakwah ini aku memahami hidup dengan lebih baik. Dalam jalan ini aku menjumpai berjuta pengalaman yang mendewasakan aku. Lewat dakwah ini aku mendapat saudara yang senantiasa ada disisiku untuk berjuang bersama. Ganjaran Alloh untuk hambanya yang berada dalam barisan dakwah ini tidak selalu mengikuti aturan dan perhitungan manusia. Ada banyak kemudahan dan pertolongan yang Dia berikan karena keberadaanku di jalan ini.
            Memiliki saudara yang senantiasa menjaga dan mengingatkan ketika aku melakukan kesalahan adalah anugrah. Aku yang sekarang tidak akan menjadi seperti ini tanpa pengaruh dari mereka. Merekalah yang menjagaku tetap berada di jalan ini. Menjagaku tetap berada dalam koridor yang dulu telah ditanamkan padaku sejak kecil oleh kedua orang tuaku. Lingkungan dan orang yang berada disekeliling pasti memberikan pengaruh terhadap hidup dan perilaku seseorang. Dan aku bersyukur berada diaantara mereka.
            Aku cinta jalan ini. Jalan perjuangan, jalan dakwah. Jalan para nabi, jalan para sahabat. Pun meski jalan ini berat, aku akan tetap mencintainya. Balasan Alloh untuk para pejuang di jalan ini lebih dari cukup untuk menebus semua perjuangan itu. Aku berharap aku ada dalam barisan yang mendapat anugrah peroleh balasan terbaik, surgaNya.
            Aku cinta saudara-saudaraku dalam barisan ini. Saudara yang bahkan ikatannya dapat lebih kuat dari ikatan pertalian darah sekalipun. Sungguh, hanya karena Allohlah aku dipertemukan dengan mereka. Dan ikatan ukhuwah itu adalah ikatan yang sangat kuat. Ikatan karenaNya. Ukhibbukum fillah J


 Jazakallohu khoirul jaza' untuk sahabat-sahabatku atas kehadiran kalian dalam hidupku.

Diberdayakan oleh Blogger.

Social Icons

:)

Social Icons

Cari Blog Ini

Featured Posts