Archive for 2012

keping kehidupan


terimakasih telah hadir dalam hidupku
menjadi bagian dariku
memberi warna dalam hidupku
dan menjadikanku seperti diriku saat ini

axivic|geodeleven|bemkmft|psdm|kmtg|ksk|kmt|pu|ski|dan semua org yg telah hadir dalam hidupku



Pemuda Muslim Indonesia

 

Pemuda saat ini adalah pemimpin di masa depan. Seperti apa masa depan ditentukan dari sekarang. Olehku, olehmu, oleh kita para pemuda. Dan bukan sembarang pemuda yang dapat membawa negeri ini menjadi lebih baik. Ialah pemuda muslim yang mampu mewujudkannya. Yang lisannya basah oleh tasbih. Tangan dan kakinya sibuk berkarya. Karena baginya hidup adalah kemuliaan. Tiada kerugian baginya karena semuanya untuk Alloh. Seluruh bagian hidupnya adalah kebaikan. Ketika susah ia bersabar dan ketika lapang ia bersyukur. Keyakinan bahwa Alloh bersamanya tertanam kuat dalam dada. Ialah yang akan merubah negeri ini menjadi lebih baik. Karena pemua saat ini adalah pemimpin masa depan.

Untukmu (1)



Seribu untaian kata terimakaih sekalipun tak akan bisa menggantikan pengorbanan yang engkau lakukan. Sejuta permohonan maafku tak akan sanggup menandingi keikhlasanmu untuk selalu memaafkanku. Berulang kali air matamu jatuh, dan itu karena aku. Bahkan permintaan sederhanamu yang memintaku untuk sejenak ada di sisimu aku abaikan.

Maaf,, entah yang keberapa kalinya aku berucap ini. Permohonan maaf yang sering kali hanya terpendam di hati. Tak sanggup aku untuk melisankannya dan kembali membuatmu terluka. Sungguh tak pernah aku berkeinginan untuk melukaimu. Karena setiap kali aku melukaimu akupun melukai diriku sendiri. Bagaimana mungkin aku akan menyakiti orang yang berharga dalam hidupku tanpa menyakiti diriku sendiri.

Sesak itu sering kali hadir. Hanya mengingat bayangmu dengan muka yang tertunduk karena menahan air matapun rasanya aku tak sanggup. Entah berapa kali aku sudah membuatnya seperti itu dan berapa kali lagi aku akan kembali melukai hatinya. Semoga tidak akan terulang lagi. Aku tidak ingin hatinya yang bening hancur hanya karena aku sering mengabaikannya. Tidak memenuhi permintaan sederhananya. Lalu apa bedanya aku tinggal bersamanya atau tidak jika aku bahkan tidak punya waktu untunya. Itu yang sering kali beliau tanyakan dan aku selalu terdiam tidak sanggup untuk menjawab

Maaf,, aku hadir tapi seolah tiada,,
Maaf,, aku ada tapi sering menyakiti,,
Maaf,, aku disisimu tapi sering kali pergi,,
Maaf,, belum ada apapun yang bisa aku bawa padamu,,
Maaf,, berulang kali menorehkan luka yang kadang sama,,
Maaf,, cara bicara dan sikapku sering mengusikmu,,
Maaf,, diri ini masih belum sanggup membuatmu tersenyum,,

Tak ingin aku mengumbar janji padamu. Karena sejauh ini bahkan masih ada beberapa janjiku yang belum terpenuhi. Tapi percayalah, selama engkau masih ada di sisiku, ridho padaku, aku akan dapat mengusahakan yang terbaik dengan bibir yang tersenyum. Dan suatu saat ketika Alloh menghendaki akan kupersembahkan yang terbaik padamu.
Yogyakarta, 26 Desember 2012



KAMISAMA


Tai you ga nishi no, tai you ga nishi no, suiheiseng ni sizunda toki 2x
Watashi wa jibun no sitekita koto hitotsu-hitotsu o omoi dasitemita

Reff :
Kamisama, yoruga otozureta toki
Kamisama, tai you ga sizumu to doujini
Jibun ga nandomo kurikaesitekita ayamichi o kuyande
Noitemo douka oyurushi kudasai




*Ketika matahari terbenam di ufuk barat
Ku mencoba mengingat satu-persatu
Apa yang telah kuperbuat hingga kini

Reff.
Tuhan, ketika malam tiba
Tuhan, bersamaan dengan tenggelamnya mentari
Aku menangis menyesali dosa-dosa
Yang telah berulangkali kuperbuat
 Maka ampunilah aku..*


-edCoustic-


dan biarkan semua tersimpan rapi di dalam sana
terimakasih telah menjadi bagian hidupku
#sugarcube

estafet perjuangan ini memang tidak boleh berhenti disini
masih panjang perjalanan ini
lillah,,, fillah,,, bismillah,,,


sumber gambar: http://www.woodenfurniture.net/box-wooden-iron-antique-painted6.html




belakangan ini hujan lebih sering turun,,,
dan sepertinya aku lupa melihatnya dari sisi yang berbeda.
sisi positifnya
karena semua hal pasti ada hikmahnya


sumber gambar: http://joelrunyon.com/two3/40-degrees-and-rainy-with-100-chance-of-windsprints

Aku Rindu,,,


Aku Rindu,,,
Aku rindu dirinya yang akrab dengan al Qur’an. Tiada hari tanpa memembacanya. Hari-harinya banyak dihabiskan untuk berinteraksi dengan al Qur’an
Aku rindu dirinya yang dalam sebulan hafalannya bertambah satu juz kendati pun hanya satu bulan itu yang dia gunakan untuk menambah dalam satu tahun
Aku rindu dirinya yang setiap jum’at tidak akan dilewati tanpa membaca surat al Kahfi pada hari itu
Aku rindu dirinya yang pada pagi dan petangnya tidak terlewati kecuali dengan bacaan ma’tsurot. Bukan ma’tsurot yang hanya dibaca sambil lalu dan hanya sekali tetapi dengan jumlah yang utuh
Aku rindu dirinya yang baginya puasa senin kamis bukan hal yang aneh bahkan menjadi suatu keanehan ketika dia meninggalkannya
Aku rindu dirinya yang menyapa mentari yang sedang naik dengan dhuhanya
Aku rindu padanya yang bangun pada sepertiga malam merupakan kebiasaan bahkan tanpa perlu alarm untuk membangunkannya. Dan dalam sepertiga malam itu ia tunduk sujud di hadapan Rabnya
Aku rindu padanya yang belajar baginya bukanlah beban tetapi suatu yang menyenangkan
Aku rindu dia yang membaca baginya adalah kebutuhan. Aneh ketika dia tidak menghabiskan buku pun dalam satu bulan
Sungguh aku rindu,,,
Dan kini ia hanya hidup dalam memoriku. Tapi aku ingin ia kembali akrab dalam hari-hariku. Berharap memori itu menjelma kembali dalam diriku karena dia adalah aku
Bismillah
Semoga bisa menjadi yang lebih baik
Jika dulu pernah baik maka besok harus lebih baik
Lebih baik dari sekarang dan dulu ^^ 

AKU GAGAL


               Bukan! Kalimat itu bukan kalimat yang diucapkan dengan nada putus asa dan tanpa harapan. Tidak sama sekali! Kalimat itu bukan kalimat yang diteriakkan sebagai wujud keterpurukan. Sama sekali tidak ada niat untuk itu. Itu bukan perwujudan dari kelemahanku karena tidak dapat mencapai apa yang aku inginkan. Tapi justru karena kalimat itulah aku tahu bahwa ada kata berhasil dibaliknya. Karena kalimat itu aku tahu bahwa hidup tidak berhenti di sini dan harus tetap berjalan. Seperti apapun keadaannnya. Senang atau susah. 
                Kegagalan itu menjadi sepotong episode dalam perjalan panjang cerita hidupku. Kegagalan itu memberi warna lain dalam hidupku. Ada tangis dan kecewa mungkin. Tapi itu hanya sesaat. Karena gagal bukan berarti selesai. Masih ada hal yang tetap harus diperjuangkan. Menyesali masa lalu boleh lah. Tapi cukup sampai disitu dan jadikan dia sebagai pelajaran. Untuk apa jika hanya menyesal kemudian mengulangi hal yang sama. Gagal pada hal yang sama adalah sebuah kebodohan. Apalagi itu karena tidak mengambil pelajaran dari masa lalu.
                Gagal adalah kata lain dari belum berhasil. Berarti jika gagal maka akan berhasil. Selama usaha yang dilakukan tidak putus dan do’a terus dipanjatkan. Kesempatan itu masih ada dan menyerahkan pilihan itu kepada aku. Akan aku gunakan atau lepas peluang itu begitu saja.
Sisa umur yang masih Alloh berikan ini entah sampai kapan. Aku tidak tahu kapan udara yang membersamaiku dalam setiap tarikan dan hembusan nafas ini tidak lagi lewat hidung. Aku tidak tahu kapan denyut kehidupan dari jantung ini akan berhenti berdetak. Dan aku tidak tahu apakah aku masih bisa melihat mentari pagi esok hari ataukah malam kelam ini adalah yang terakhir bagiku.
Biarkan kegagalan yang lalu menjadi pelajaran yang dibingkai oleh kearifan. Bukan kebencian yang ada ketika melihat kegagalan itu tetapi sebuah senyuman. Senyuman penyemangat untuk senantiasa berusaha untuk menjadi lebih baik. Perbaikan kecil yang terus menurus pasti pada akhirnya akan menampakkan hasilnya.
Biarkan saja semua orang menghina dan melihat dengan pandangan merendahkan. Aku masih punya Dzat terhebat yang menjadi sandaran. Aku punya Alloh tempat aku bisa menggantungkan semua keinginan dan kepenatanku. Dan jangan salahkan akau jika suatu saat aku yang akan tertawa di hadapan kalian.
 Perjalanan ini belum berakhir. Perjuangan ini belum usai. Masih banyak hal yang harus dibenahi. Masih ada asa yang harus diperjuangkan. Masih ada janji yang harus ditunaikan. Dan aku memilih menyerahkan segalanya padaNya setelah segala usaha dan do’a. Alloh dulu, Alloh lagi, Alloh terus  :)

menyelesaikan yang tertunda
KPFT disertai hujan yang tiba-tiba turun
#refleksi20



Tulisan Lama

sewaktu buka-buka koleksi buku lama, tiba-tiba nemu kertas dan isinya,,,, (silakan baca sendiri )


Sebenernya seingetku ini tulisan aku tulis buat menganalisis karakter lewat tulisan tangan. Tapi kali ini aku nggak berniat untuk menjelaskan karakterku yang terungkap lewat tulisan yg aku buat itu. Lain kali juga mungkin nggak :p. Cuma entah kenapa pengen ngepost tulisan ini. Waktu baca nggak berasa -dan setengah nggak percaya- kalo ini tulisanku. Berasa nemu kertas punya siapaaa gtuu.hehe :D 

tulisan 4 tahun lalu. semoga terealisasikan :)
nggak nyangka pernah nulis kayak gini :p
#refleksi20
nine to nine

Sebuah Janji

@syarofina hohoho.. sip2.. semangat mbaaak! yang diomongin ke aku juga jangan cuman ngomong doang yaa! :p

Sebaris kalimat yang sebenarnya biasa saja. Tapi itu bermakna dalam buatku. Aku jadi teringat pada hal yang -entah berapa lama- kulupakan. Hal yang pernah -dan masih- menjadi obsesi dan targetku. Dan pagi ini aku diingatkan kembali pada hal itu. Impian indah yang selalu terbayang dan belum juga dapat terealisasikan bahkan jauh dari kata hampir sekalipun. Pun jika proses menuju keberhasilan itu diprosentasekan itu baru mencapai angka 15% dan itu pun sepertinya saat ini angka itu berkurang :(

Rasanya rindu punya kesempatan untuk mengejar hal itu. Bukan berarti sekarang tidak ada kesempatan. Hanya saja mungkin aku yang tidak meletakkan itu pada prioritas yang pantas didahulukan. Mungkin aku merasa terlalu sayang -atau malas- untuk meluangkan waktu sejenak untuk menekuninya. Dan rasanya sedih ketika sadar kalau hal itu kian jauh dari genggaman ini.

Pagi ini aku diingatkan kembali dan tersadar, itu masih mungkin teercapai. Masih bisa. Sangat bisa. Yang jadi permasalahan MAU atau TIDAK MAU. Mau bersusah payah untuk mencapainya? Mau berjibaku dengan waktu yg sedikit dan meluangkannya? Mau tetep konsisten dan tidak putus semangat di tengah jalan? Mau tetap berjalan selangkah demi selangkah, kata demi kata, baris demi baris, lembar demi lembar sampai semua itu menjadi utuh? Maukah bersusah payah payah untuk melakukan itu semua? Ataukah memilih untuk seperti ini saja. Itu pilihan dengan konsekuensi masing-masing :)

Niat harus diperbaharui kembali nih. Semangat yang sempat meredup harus diperbesar dan dijaga nyalanya agar tidak padam di tengah-tengah. Perjalanan masih panjang. Pun ketika itu tercapai bukan berarti selesai tapi justru semakin berat. Karena menjaganya justru lebih berat dari sekedar membaca dan mengumpulkannya dalam memori sebagai sebuah ingatan. Selain itu, pemahaman dan pengamalan juga menjadi tuntutan. tapi itu tidak akan menjadi beban -seharusnya- ketika itu semua adalah rutinitas yang dijalani setiap hari. bukan suatu paksaan yang bahkan dilakukan dengan hati yang menggerutu. Ini akan ringan ketika dilakukan hanya karenaNya. Maka senyumanlah yang akan mengiringi perjalanan perjuangan untuk mencapainya.

Segala puji bagi Alloh yang telah memberikan peringatan untukku lewat jalan yang tidak aku sangka. Dengan cara yang manis tapi itu mengena. Terima kasih untuk anak kedokteran yang sudah menjadi perantara untuk mengingatkanku. Tunggulah aku akan menyusul. Cita-cita itu masih sama dan belum berubah. Dan aku percaya ketika kemauan kuat dibarengi usaha dan do'a yang tidak putus maka Alloh akan memberikannya. :)

Dari Abi Umamah ra. ia berkata, “Aku mendengar Rasulullah SAW bersabda, “Bacalah olehmu Al Qur’an, sesungguhnya ia akan menjadi pemberi syafa’at pada hari kiamat bagi para pembacanya (penghafalnya).”" (HR. Muslim)

30 bagian itu telah menunggu terlalu lama untuk ditemui dan disapa kembali. semoga ia selamanya menjadi bagian dari diriku.
#refleksi20 countdown-10 semoga lebih baik :)


senyuman itu tetep terukir
tidak dulu, kemarin, sekarang
atau mungkin esok
tidak ada yang berubah
entah karena apa
tapi senyuman itu tetap

^^
ruang3.3|ujian surdig|last 900 seconds
semoga senyum itu senantiasa teukir :)

Adakah cara untuk menghilang??

Adakah cara untuk menghilang??

Apakah ketika menghilang, semua masalah akan selesai? 
Tidakkah kau lihat ada sesuatu yang lebih besar dan berharga dibaliknya?
Bukankah janjiNya benara?
Dia tidak akan membebani di luar kemampuan
Disetiap kesulitan selalu teriring kemudahan
Tidak akan seseorang dinyatakan beriman sebelum Dia mengujinya
Lupakah bahwa semua milikNya?
Cukuplah menggantungkan semua padaNya
Dan semua akan baik-baik saja :)
Percayalah :))


-refleksi untuk diri sendiri dan juga seseorang yang merasakan hal yang sama-


Teruntuk Adik-adikku


Garda 13. Nurtanio Pringgoadisryo


Ahad, 2 September 2012
Untuk, adik-adikku yang hebat 
di Keluarga Nurtanio Pringgoadisuryo

Pertemuan dengan kalian adalah suatu anugerah untukku. Aku tidak pernah penyangka akan mendapat kesempatan bertatap muka dengan wajah-wajah optimis yang seolah berkata kepada dunia Inilah aku, pemuda Indonesia yang siap membawa negeri ini menjadi lebih baik”. Berada di antara kalian mengajariku banyak hal. Belajar tentang perbedaan, kesabaran, penganyoman, kerja sama, toleransi, dan banyak hal lain yang mungkin tidak akan cukup ditulis disini bila disebutkan satu persatu. Menjadi bagian dari kalian adalah kebahagian tersendiri. Segala pengorbanan dan lelah seolah terbayar melihat kalian tetap bersemangat menjalani semua rangakaian acara ini. Aku bangga pada kalian :)
Perjumpaan singkat ini, begitu berkesan untukku. Aku merasa mendapat keluarga baru dengan berbagai karakter unik dan kelebihan masing-masing. Seolah aku melihat keharmonisan disana. Perbedaan itu ada tapi itu bukan masalah. Karena memang yg penting bukan menjadi satu hal yang sama tetapi bagaimana perbedaan itu tidak menjadi penghalang untuk bersatu dan bahu membahu membantu yang lain dan bersatu dalam satu kesatuan yang utuh. Keluarga Nurtanio Pringgoadisuryo. Bersatu seperti semangat semboyan kita, Bhineka Tunggal Ika.
Selanjutnya ijinkan aku menyampaikan maaf kepada kalian. Maaf jika selama memandu kalian aku berkata yang menyinggung perasaan. Maaf jika sikapku ada yang tidak berkenan di hati. Maaf jika aku masih belum bisa memberikan yang sesuai kalian harapkan. Maaf jika aku masih menjadi sosok yang mengecewakan kalian. Maaf jika aku masih belum dapat menjadi contoh yang baik buat kalian. Sungguh tidak pernah terbesit dalam hati untuk sengaja menyakiti hati kalian. Karena itu seuntai kata maaf menjadi begitu berharga untukku untuk menebus semua kesalahanku itu.
Terima kasih kalian telah hadir dalam hidupku. Memberi lebih banyak warna dalam lukisan kehidupanku sehingga tampak lebih indah. Kalian tahu, aku berharap perjumpaan singkat ini tidak selasai pada hari ini. Aku ingin kita tetap satu keluarga yang akan saling menolong ketika yang lain membutuhkan. Kalian selamanya akan menjadi adik-adikku dan kalianpun boleh menganggapku sebagai kakak kalian jika kalian berkenan. Tapi keputusan ini bukan milikku, keluarga ini milik kita bersama jadi kalian juga berhak memutuskan tetap menjadi keluarga Nurtanio Pringgoadisuryo atau akan  melupakannya. Aku tidak akan marah apapun keputusan kalian :)
Ada hal  yang ingin aku pesankan kepada kalian. Jadilah orang yang bermanfaat untuk orang lain. Dimanapun dan menjadi apapun kalian. Jadilah orang yang keberadaannya membuat nafas orang di sekelilingnya lega dan bukan justru sebaliknya. Dengan menjadi orang yang bermanfaat untuk orang lain tentunya kita akan terhindar dari sikap merugikan orang lain. Dari sana, aku percaya ketika kita menjadi orang yang bermanfaat untuk orang lain kita tidak akan menghancurkan negeri ini tapi dapat membawa negeri ini menjadi lebih baik. Selamat menempuh hari-hari menjadi mahasiswa. Jadilah mahasiswa yang peduli dan tidak apatis. Aku tunggu kontribusi kalian untuk kampus dan Negara ini. Dan aku akan ikut menjadi bagian dari kalian yang memperjuangkan perbaikan itu J Jangan pernah bercita-cita menjadi koruptor. Jadilah orang yang jujur dimanapun kalian apalagi jika kalian menjadi orang yang mendapat kepercayaan menjadi pemimpin.
Salam persaudaraan,
Zhafirah Syarafina



terimakasih banyak atas kado dan suratnya :)

Maaf

aku telah kembali
disinilah aku kini
diantara kekasih hati

ladang pahala itu menyambutku
mengabarkan berjuta kebaikan
menunggu kata sepakatku
untuk meyambut seruan itu

maafkan aku yang selalu menyakitimu
menerbitkan kegundahan dan kekhawatiran
menghilangkan senyum dari wajah bersahajamu
mengusik ketenangan hidupmu
pun menambah beban pada pundak kokoh itu

umi, abi, maafkan putrimu ini yang terlampau sering menyakiti hati kalian,,,  

PERCAYALAH! HIDUP INI ADALAH KARUNIA


Seorang Bocah di Perempatan
“Mbak boleh ikut sampai UIN?”  Kalimat itu muncul dari mulut seorang bocah yang menyapaku di perempatan gejayan. Aku cukup terkejut awalnya dan pada akhirnya merasa bersalah karena sebelumnya aku telah berburuk sangka padanya dengan mengira dia akan meminta uang dariku. Ini prasangka burukku yang pertama padanya. Aku menyanggupi permintaannya. Toh, jalan yang akan aku lewati memang melalui daerah tersebut. Apa salahnya jika aku memberinya tumpangan. Aku tidak akan kehilangan apapun, pikirku.
Aduh, tidakkah dia berniat jahat kepadaku? Tasku ada dibelakan punggungku dan dompetku berada di dalamnya. Berbagai kemungkinan berseliweran dalam pikiranku. InsyaAlloh  dia tidak berniat buruk, akhirnya kalimat itu kukatakan pada diriku sendiri. Aku yakin Alloh tidak akan menyia-nyiakan orang yang berniat baik.
Aku sempat berpikiran, seandainya aku ada di posisinya mungkin akulah yang akan merasa khawatir kepada orang yang membawaku. Akankah aku diantar sampai tempat yang kuminta atau malah dia akan membawaku pergi dan berniat jahat kepadaku. Tenyata aku telah berbuat jahat kepadanya walaupun mungkin dia tidak menyadarinya. Aku telah berburuk sangka padanya. Padahal dia hanyalah seorang bocah. Anak kecil yang dari segi kekuatanpun kalah dariku. Ini adalah prasangkaku yang kedua.
Aku tidak tahan hanya diam sepanjang perjalananku yang singkat dengan bocah itu. Dan inilah sedikit percakapan yang semapat kulakukan dengannya.
Aku (A) : tadi kesananya naik apa?
Bocah (B): jalan kaki
A : ngapain dik disana?
B : ngamen, buat beli alat sekolah.
A : kelas berapa?
B : kelas 4
Aku terenyuh mendengar penuturannya dari jawaban-jawaban singkat yang diberikannya untuk setiap pertanyaan yang kuajukan. Bayangan adikku sempat terlintas dalam benakku. Dia sebaya dengan adikku. Dan aku tidak bisa membayangkan jika adikku dalam posisinya. Berjuang mati-matian untuk memperoleh biaya membeli alat tulis. Tapi entah mengapa saat itu mudah sekali setan merasuki pikiranku dan menimbulkan prasangaka lagi padanya. Ini adalah prasangkaku yang ketiga. Aku berpikiran bahwa dia berbohong hanya untuk meraih simpatiku.
                Setelah sampai di pertigaan UIN dan berpisah dengfannya setelah ia mengucap terimakasih, aku melanjutkan perjalanan. Saat ini aku baru menyadari, terlalu banyak prasangka yang sudah aku berikan padanya. Mengapa untuk berbuat baik harus merasa ragu dan terlalu memikirkan berbagai hal yang belum tentu benar. Karena sebuah prasangka tentunya memiliki potensi benar dan salah sama besar. Tapi prasangka buruk tentunya bukan suatu yang baik dan patut dilakukan. Tapi berhati-hati tentu saja perlu, itu pembelaanku pada diriku sendiri. Pada akhirnya aku berpendapat,jika ingin berbuat baik lakukan saja. Jangan terganggu oleh pikiran dan prasangka buruk yang menjadikan kita surut. Alloh pasti tahu apa yang sebenernya menjadi maksud kita.

Semangatmu Membuatku Malu
                “Bagi yang sore ini tidak ada kegiatan dan bersedia meluangkan waktunya untuk mengajar anak panti dipersilahkan bergabung. Karena tenaga pengajar dari kami ada beberapa yang izin juga” itu adalah inti dari kalimat yang diucapkan oleh kepala departemen SOSMAS sebelum acara Monday Active benar-benar ditutup. Hari itu aku tidak pernah terpikir bahwa aku akan pergi bergabung untuk mengajar anak-anak panti asuhan itu karena sebenarnya aku mendapat undangan untuk makan-makan dari teman SMAku. Tapi aku tidak menyesal karena meninggalkan kesempatan itu dan memilih mengajar. Ini pengalaman pertamaku bertemu mereka. Sebelumnya aku belum pernah bertemu mereka.
                Perjalan kesana kulakukan setelah maghrib dan sampai disana menjelang isya’. Saat waktu isya’ telah datang aku menyaksikan mereka, anak-anak putri yang bertempat tinggal di sana. Mereka dengan tertib melakukan sholat isya’ berjamaah. Wajah-wajah mereka menyiratkan kebahagian dan semangat walaupun sedikit tersamarkan oleh sikap malu-malu melihat beberapa orang yang belum mereka kenal.
                Tidak berselang lama setelah isya’, lampu aula dinyalakan dan beberapa anak putri datang ke aula tersebut. Mereka mulai menyusun meja dan kursi yang nantinya akan digunakan untuk belajar. Aku dan teman-temanku tergerak untuk membantu mereka dan ikut menyusun meja yang lain. Setelah meja siap, anak-anak yang lain mulai berdatangan dan duduk di tempat yang mereka inginkan. Mereka boleh menanyakan pelajaran apa saja yang mereka inginkan kepada kami, kakak-kakak dari Fakultas Teknik UGM. 
                Setelah aku amati, ternyata mereka terdiri dari hampir semua tingkatan dari SD sampai SMA. Lengkap. Aku berhadapan dengan anak SMP. Dalam perbincangan kami di sela-sela belajar aku mengetahui bahwa yang dia tanyakan ini sebenarnya bukan tugas. Hanya saja dia memang ingin belajar. Sungguh, malu rasanya aku. Merasa kalah oleh seorang anak yang secara usia lebih muda dariku tapi ternyata memiliki semangat yang lebih baik dariku dalam belajar. Tapi aku bersyukur karena secara tidak langsung aku telah diingatkan olehnya.
                Jarum pendek jam di dinding aula saat itu telah mendekati angka Sembilan. Karena takut terlalu malam sampai di rumah, maka aku memutuskan untuk pamit pulang. Dalam perjalanan aku merenungi sikapku dan sikap anak-anak panti yang bersemangat tersebut. Aku merasa malu karena membiarkan diriku kalah oleh rasa malas. Aku merasa mendapat semangat baru melihat mereka. Aku yang mendapat kesempatan yang lebih baik dari mereka tentunya harus sama semangatnya atau bahkan harus leebih bersemangat dari mereka. Perjumpaan singkat malam itu meninggalkan bekas dan menjadi penyemangat dalam diriku.


hidup ini indah dengan segala polemik dan dinamikanya :)

BATAS

Tegas dan nyata

Pisahkan dua sisi berbeda
Hitam dan putih
Baik dan buruk

Buram dan bias
Bagai kabut senja
Semakin hilang ketika dekat
Dan itu bukan salah siapapun
Itu karena diriku sendiri

Sejatinya ia ada
Tetap dan tidak berbeda
Tidak ada yang berubah
Seperti sedia kala
Tegas dan nyata


maafkan aku.
Alloh, ijinkan aku kembali dalam keadaan terbaik

Aku dan Yang Aku Cintai


 Ya Allah, Engkau mengetahui bahwa hati-hati ini telah berhimpun dalam cinta padaMu, telah berjumpa dalam taat padaMu, telah bersatu dalam dakwah padaMu, telah berpadu dalam membela syari’atMu. Kukuhkanlah, ya Allah, ikatannya. Kekalkanlah cintanya. Tunjukilah jalan-jalannya. Penuhilah hati-hati ini dengan nur cahayaMu yang tiada pernah pudar. Lapangkanlah dada-dada kami dengan limpahan keimanan kepadaMu dan keindahan bertawakkal kepadaMu. Nyalakanlah hati kami dengan berma’rifat padaMu. Matikanlah kami dalam syahid di jalanMu. Sesungguhnya Engkaulah sebaik-baik pelindung dan sebaik-baik penolong. Ya Allah. Amin. 
Tulisan ini hanyalah tentang diriku. Tentang apa yang aku rasakan. Sesuatu yang penting dan berharga bagiku. Sesuatu yang aku cintai. Dan aku bahagia dengannya, berharap selalu ada dalam dekapannya. Mungkin apa yang aku tulis ini bukan hal yang penting untuk dibaca. Dan aku memang tidak berharap banyak tulisan ini mampu merubah siapapun yang membaca. Aku hanya ingin berbagi apa yang aku rasakan.
            Aku dipertemukan dengan saudara-saudaraku dalam satu ikatan yang sangat kuat. Ikatan ukhuwah. Dan yang menghubungkan itu adalah da’wah. Perjumpaanku yang pertama kali dengan mereka sudah menimbulkan getar tersendiri. Mungkin karena adanya frekuensi yang sama diantara kami. Dan dalam da’wah ini aku mendapati banyak sekali saudara yang dapat aku temukan. Saudara yang bergerak karena tujuan yang sama. Tunduk dan mengabdi padaNya. Meninggikan agamaNya.
            Aku dan mereka ada dalam perahu yang sama. Berada dalam jalan dakwah. Jalan yang tidak mudah tetapi indah. Jalan yang penuh onak duri dan debu yang selalu siap menghampiri. Tapi, itu semua terasa lebih ringan ketika aku tahu aku tidak sendirian. Banyak saudara-saudaraku yang memperjuangkan hal yang sama. Berjuang sama kerasnya bahkan berkorban lebih banyak dari yang aku lakukan. Jalan ini memang tidak mudah. Tapi memang itulah harga yang harus dibayar demi mendapat tiket untuk memasuki surgaNya.
            Jalan ini adalah jalanNya. Aku percaya ini adalah jalan terbaik. Jalan dakwah, jalan perjuangan. Dengan dakwah ini aku memahami hidup dengan lebih baik. Dalam jalan ini aku menjumpai berjuta pengalaman yang mendewasakan aku. Lewat dakwah ini aku mendapat saudara yang senantiasa ada disisiku untuk berjuang bersama. Ganjaran Alloh untuk hambanya yang berada dalam barisan dakwah ini tidak selalu mengikuti aturan dan perhitungan manusia. Ada banyak kemudahan dan pertolongan yang Dia berikan karena keberadaanku di jalan ini.
            Memiliki saudara yang senantiasa menjaga dan mengingatkan ketika aku melakukan kesalahan adalah anugrah. Aku yang sekarang tidak akan menjadi seperti ini tanpa pengaruh dari mereka. Merekalah yang menjagaku tetap berada di jalan ini. Menjagaku tetap berada dalam koridor yang dulu telah ditanamkan padaku sejak kecil oleh kedua orang tuaku. Lingkungan dan orang yang berada disekeliling pasti memberikan pengaruh terhadap hidup dan perilaku seseorang. Dan aku bersyukur berada diaantara mereka.
            Aku cinta jalan ini. Jalan perjuangan, jalan dakwah. Jalan para nabi, jalan para sahabat. Pun meski jalan ini berat, aku akan tetap mencintainya. Balasan Alloh untuk para pejuang di jalan ini lebih dari cukup untuk menebus semua perjuangan itu. Aku berharap aku ada dalam barisan yang mendapat anugrah peroleh balasan terbaik, surgaNya.
            Aku cinta saudara-saudaraku dalam barisan ini. Saudara yang bahkan ikatannya dapat lebih kuat dari ikatan pertalian darah sekalipun. Sungguh, hanya karena Allohlah aku dipertemukan dengan mereka. Dan ikatan ukhuwah itu adalah ikatan yang sangat kuat. Ikatan karenaNya. Ukhibbukum fillah J


 Jazakallohu khoirul jaza' untuk sahabat-sahabatku atas kehadiran kalian dalam hidupku.

Hikmah Dibalik Masalah

Kali ini aku ingin menceritakan pengalamanku seminggu lalu tepatnya pada tanggal 1 kemarin. Mungkin bukan cerita yang seru atau bahkan spektakuler namun bagiku penuh makna -agak lebay-. Kejadian ini terjadi dalam perjalanan pulang dari acara gathering IAIC Joglosemar (Jogja, Solo, dan Semarang) -bener g ya kepanjangannya itu?-. Jadi, setelah rangkaian acara yang menyenangkan di sela-sela UASku -yang membuatku tidak sanggup belajar untuk hari berikutnya- itu berakhir kami pulang dengan motor. Iring-iringan motor pun mulai bergerak meninggalkan Pantai Parangtritis yang menjadi lokasi gathering kali ini. Karena kakak-kakaknya sudah pulang terlebih dulu, maka iring-iringan ini hanya berisi anak-anak AXIVIC.

Pada awalnya aku termasuk barisan depan dari iring-iringan motor tersebut. Kemudian, aku berhenti sejenak untuk memperbaiki posisi tasku.Setelah itu posisiku berubah menjadi dibelakang. Nomor dua dari belakang tepatnya. Setelah sejenak berjalan meninggalkan pantai, tiba-tiba pada saat melintasi tikungan aku merasakan keanehan pada motorku. tiba-tiba stang motorku terasa berat dan sulit untuk dikendalikan. Aku memperlambat laju motorku. Dan tentu saja itu mengakibatkan aku berada pada urutan terakhir dari iring-iringan tersebut.

Awalnya aku berfikir tas yang aku letakkan di depan mengganggu stang sehingga susah dikendalikan. Tetapi setelah diperhatikan dan posisi tas agak dirubah pun stang masih tetap sulit untuk dikendalikan. Akhirnya aku memutuskan untuk berhenti dan memeriksa apa yang terjadi. Dan. -taraaaaa- ban depan motorku bocor ternyata. :( Perkiraanku tadi benar. Jika bukan karena posisi tas yang mengganggu berarti ban motornya yang bermasalah. Ternyata kemungkinan kedualah yang terjadi.

Dari mulai awal kejadian ini aku benar-benar merasa semuanya Alloh yang mengatur. Mungkin, jika dilihat dari sisi ban motorku yang bocor perjalananku menjadi tidak menyenangkan. Ya, itu benar. Aku ditinggal oleh rombongangan -karena tidak ada yang sadar- kecuali temanku yang sedang berhenti karena entah karena alasan apa. Ban motor bocor yang berarti keluar uang untuk membayar biaya tambal ban plus bonus menuntun motor ke tempat tambal ban terdekat. Satu lagi, jadi terlambat dari janjiku untuk menemui salah seorang temanku.

Aku, percaya memang semuanya Alloh yang mengatur. Dan aku merasakan benar hal itu. Pada saat itu aku tidak sendirian tapi bersama seorang temanku sehingga ada teman yang bisa diajak berbincang dan membuatku tidak sempat mengeluh. Selain itu, dia bahkan dengan sigapnya segera mencari tempat tambal ban terdekat. Alhamdulillah tempat tambal ban itu tidak terlampau jauh dari tempat aku berhenti dan mulai menuntun motorku. Satu lagi hal yang kusyukuri adalah keberadaan 2 temanku yang lain yang kemudian bersedia meenggantikanku menuntun motor :D. Aku bertukar motor dengannya. Dia menuntun motorku dan aku membawa motornya -yang baik-baik saja tentunya-.


Hal lain yang seolah "kebetulan" -karena pasti semuanya telah diatur Alloh- adalah waktu zhuhur yang tiba pada saat sedang menambal ban itu. Andaikata aku tetap bersama rombongan tadi mungkin aku tidak akan melaksanakan sholat zhuhur pada awal waktu. Dan ini menjadi hal lain yang aku bersyukur karenanya. Selain itu, karena sholat zhuhur ini pula aku menyadari keberadaan dan posisi pastiku serta jalan mana yang paling cepat untuk kembali ke Jogja. Sebelumnya aku buta arah dan hanya mengikuti rombongan sehingga tidak tahu pasti jalan yang diambil karena jarang melewati jalan tersebut. 


Setelah sholat dan motor selesai ditambal, kami melanjutkan perjalanana dengan rute yang berbeda dengan rombongan pertama tadi. Mereka mengambil jalan memutar lewat Pantai Depok sedang kami memilih untuk kembali ke jalan utama masuk ke Pantai Parangtritis.Dalam perjalanan pulang ini sempat terlintas dalam pikiranku, mungkin memang sudah seharusnya ban motorku bocor karena dengan begitu aku bisa sholat zhuhur tepat waktu dan sampai di Jogja lebih cepat daripada jika aku harus berjalan memutar lewat Pantai Depok. 


Tidak berhenti sampai di sini aku merasakan kuasaNya dan meyakinkanku bahwa semua ini memang karenaNya dan sudah diatur. Aku tidak jadi terlambat menemui temanku tadi. Walaupun sebelumnya aku sudah mengirimkan pesan yang menginformasikan keadaanku dan permohonan maaf karena aku terlambat datang. Tetapi, ternyata Alloh berkehendak lain sehingga beliau yang harus aku temui itu tidak harus menanti lama karena keterlambatanku.


Kunci motor beliau tiba-tiba hilang dan tidak ketemu-ketemu ketika dicari. Akhirnya beliau pergi dengan menggunakan sepeda motor milik temannya. Karena kuncinya yang hilang itulah beliau juga terlambat menemuiku. Tapi, karena keterlambatan itulah aku dan dia tiba pada waktu yang hampir bersamaan. Subhanalloh, memang semuanya Alloh yang mengatur :)


Kejadian hari itu menjadi salah satu pengalamanku yang benar-benar menyadarkanku pada kuasaNya. Dia tidak tidur dan memelihara ciptaanNya. Mengatur segala sesuatu di alam ini. Pun kejadian buruk -menurut kita- juga Alloh yang mengatur. Dan dari setiap kejadian pasti ada hikmah dibaliknya. Belum tentu hal yang buruk menurut kita buruk di hadapanNya begitu pula sebaliknya hal yang menurut kita baik belum tentu yang terbaik dalam pandanganNya. Jadi, jalani saja apa yang terjadi, berusaha untuk tetap tersenyum karena pasti ada hikmah dibalik setiap kejadian :)




IAIC Joglosemar 
terimakasi Irma, Adib, dan Fuzta yang menemani perjalanan kembali ke Jogja. 
terimakasih AXIVIC dan IAIC Joglosemar yang menyeemarakkan hariku yang suram di tengah UAS. Semoga hasilnya se-semarak hari kemarin :)      

 

IDEALISME KAMI


Betapa inginnya kami agar bangsa ini mengetahui 
bahwa mereka lebih kami cintai daripada diri kami sendiri. 
Kami berbangga 
ketika jiwa-jiwa ini gugur sebagai penebus bagi kehormatan mereka,
jika memang tebusan itu yang diperlukan. 
Atau menjadi harga bagi tegaknya kejayaan, kemuliaan.  
dan terwujudnya cita-cita mereka, 
jika memang itu harga yang harus dibayar.
Tiada sesuatu yang membuat kami bersikap seperti ini
selain rasa cinta yang telah mengharu biru hati kami,
menguasai perasaan kami, memeras habis air mata kami,
dan mencabut rasa ingin tidur dari pelupuk mata kami.

Betapa berat rasa di hati
ketika kami menyaksikan bencana yang mencabik-cabik bangsa ini,
sementara kita hanya menyerah pada kehinaan dan pasrah oleh keputusasaan.
Kami ingin agar bangsa ini mengetahui bahwa kami membawa misi yang bersih dan suci,
bersih dari ambisi pribadi, bersih dari kepentingan dunia, dan bersih dari hawa nafsu.
Kami tidak mengharapkan sesuatupun dari manusia, ..
tidak mengharap harta benda atau imbalan lainnya,
tidak juga popularitas, apalagi sekedar ucapan terima kasih.

Yang kami harap adalah :

Terbentuknya Indonesia yang lebih baik dan bermartabat serta kebaikan dari Allah-Pencipta Alam Semesta.


perpisahan BEM KMFT 2011 | R-LEd | malam refleksi kebangkitan nasional | penutupan TO1 BEM KMFT UGM

Daftar Bacaan :D

wah, kayaknya belakangan aku jarang baca buku. Padahal ada beberapa buku yang pengen dibaca. Banyak lagi bukunya. Ngaak jadi masalah sih kalo semuanya koleksi pribadi. Ini beberapa koleksinya orang sih,,
1. Api Sejarah Jilid 1 dan 2
    Sebenernya udah dibaca sebagian tapi belum diterus-terusin. :D


2. The Swordless Samurai
    Buku bagus! Dulu udah pernah baca dan mau baca lagi.


 3. Notes from Qotar 2
     Karya kakak kelasku nih. Semoga bisa segera nyusul punya karya sendiri juga.Amiin. Udah baca yang  seri pertama dan pengen tau yang keduanya.
4. 99 Cahaya di Langit Eropa
    Tau ceritanya secara umum tapi belum baca utuh. Ceritanya menarik. Dulu udah baca sebagian tapi berhubung bukunya diminta sama yang punya jadi blm selese bacanya,,hehe

5. The Jacatra Secret
     Simbologi. Menceritakan sisi lain Jakarta. Waktu baca, nggak bisa berhenti tapi setelah dihentikan karena ada hal lain yg lebih penting belum megang buku ini lagi.

6. Jalan Cinta Para Pejuang
    Awalnya tugas. Tapi setelah dibaca menarik juga. Tinggal dikit lagi yang belum dibaca.

Jadi, ternyata masih ada 7 buku lagi yang masuk daftar buku yang mau aku baca. Kasian buku-bukanya ngantri dengan manis di meja dan nggak disentuh-sentuh. Ada  satu novel lagi sih yang udah dibaca tapi belum aku balikin ke pemiliknya.hehe
Oh iya, sekalian mau ngucapin maaf buat para pemilik buku ini yang bukunya aku pinjam sekian lama dan nggak balik-balik. Bukunya aman kok :D. InsyaAlloh sebelum tahun depan udah balik :p

Satu untuk Semua, Semua untuk Satu



Satu untuk Semua. Semua untuk Satu. Slogan itu sudah sering terdengar. Kalimat itu tidak asing dan barangkali sudah familiar dalam kehidupan kita. Satu untuk Semua, Semua untuk Satu. Kalimat itu memiliki arti yang dalam bagi saya. Saya memiliki pemaknaan tersendiri dengan kalimat tersebut.
                Satu untuk semua. Dalam benak saya kalimat ini memiliki dua makna. Yang pertama satu mewakili Penguasa Alam, Alloh swt dan semua untuk seluruh makhluknya di semesta raya ini. Alloh memiliki kekuasaan mutlak untuk mengatur segalanya. Dialah yang memutuskan hidup-mati seseorang, mengatur seberapa banyak ‘jatah’ rizki mereka. Kekuasaannya melingkupi seluruhnya. Tidak ada yang terlewat satupun. Bahkan meskipun itu hanyalah seekor kutu atau semut sekalipun.
                Makna yang kedua adalah satu untuk kita sebagai masing-masing individu dan semua untuk masyarakat yang hidup berdampingan dengan kita. Sebenarnya masyarakat disini tidak hanya manusia tapi seluruh makhluk bernyawa di sekitar kita. Kita sebagai manusia diciptakan tentunya bukan untuk merusak dan menghancurkan. Tetapi justru sebaliknya untuk memperbaiki dan memberi manfaat untuk sesama. Kehidupan kita yang hanya sekali ini memiliki nilai karena kemanfaatan kita. Untuk apa hidup di dunia jika keberadaannya hanya menyusahkan dan merepotkan orang lain?
                Semua untuk Satu. Semua dari kita, hidup dan kehidupan kita, semuanya sejatinya adalah milik-Nya dan untuk-Nya. Perbuatan kita, sikap kita, kerja keras kita bahkan senyum kita sekalipun seharusnya semuanya dalam koridor dan niatan untuk-Nya. Karena memang sudah seharunya dan sewajarnya kita sebagai makhluk tunduk dalam aturan main yang telah ditetapkan. Jadi, seluruh perbuatan dalam hidup kita selayaknya dipersembahkan hanya untuk Yang Maha Esa. Alloh.
                Satu untuk Semua, Semua untuk Satu. Alloh menganugerahkan kita kehidupan dengan segala perangkatnya kepada kita semua. Semua yang Alloh berikan untuk kita menjadi modal untuk memberi kemanfaatan bagi sesama. Dan semua yang kita lakukan hanya diniatkan untuk Alloh semata. 


Diberdayakan oleh Blogger.

Social Icons

:)

Social Icons

Cari Blog Ini

Featured Posts