Hujan masih belum selesai menghantarkan butiran airnya kembali ke bumi. Seolah ingin mengusir pergi semua mendung yang menutupi langit. Suara guntur masih sesekali terdengar bersama kilat yang sejenak menjadikan langit yang pekat menjadi benderang. Gadis itu menatap kaca jendela dengan mata yang berkaca-kaca. Bukan karena hujan yang tak kunjung berhenti tetapi karena sesak yang tak lagi kuasa ditahan.
                “Pergilah” katanya dengan senyuman walaupun hatinya menangis kepada matahari yang sempat terbit dengan cerahnya.
                “Aku yakin kamu akan kembali terbit pada saatnya” tambahnya lagi. Matanya sudah mulai memanas menahan tangis ketika mengucapkannya.
                Perpisahan ternyata tak semudah yang ia bayangkan. Sesak itu terasa sangat menyiksa dan ia tak kuasa mengusirnya. Air mata yang akhirnya jatuh itu menjadi bukti seberapa besar perjuangannya menahan sesak itu. Satu hal yang menjadikannya kuat, ia percaya kepada matahari.
                “Kembalilah bersinar terang, di sini atau di tempat lain. Selama kamu bersinar dan berharga untuk sekelilingmu aku bahagia. Aku menunggu datangnya waktu itu dan akan tetap menunggu karena aku percaya kamu akan bersinar kembali” itu suara hatinya untuk matahari. Dan dia tersenyum dengan sangat manis ketika membayangkannya. Tersenyum kepada sesak yang akan sering menemaninya.
sekalipun kehidupan tidak selalu menyenangkan, selalu ada alasan dan kesempatan untuk tetap tersenyum :)

gambar : https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEh7oZiAcwlxxPqkqmAWl6J3kX2t1rMVcK7sSBvRve1-PJDaK_Uxie6Fhgx31aYWUgUnmG3AeUhT36J8huWlyR6GZDfaV-LhjhmUgZZa3O1lT7QblEJvJmKIMSkpQzW3fywZYxX8tbgWQN4/s1600/sunshine-with-god-grace-wallpaper.jpg