Berani itu tidak sama dengan nekat. Berani itu bertindak dengan penuh perhitungan. Dia  tahu resiko yang akan dihadapinya dan siap untuk menghadapi konsekuensi dari yang dia lakukan. Berani berkata tidak bukanlah hal yang mudah tapi bukan pula hal yang tidak mungkin untuk dilakukan. Hanya saja memang dibutuhkan mental yng kuat untuk menjadi orang yang berbeda.  Karena besar kemungkinan dia akan berjalan melawan arus. Disaat orang lain mengucapkan ‘ya’ dia mengucapkan ‘tidak’.
      Indonesia membutuhkan orang yang siap menanggung konsekuensi dari perbuatannya dalam ber’amar ma’ruf nahi munkar’. Karena dia harus berkata tidak untuk korupsi. Dia harus berkata tidak untuk ketidakadilan. Dia juga harus berkata tidak untuk menyalahgunakan jabatan yang diamanahkan. Dia harus berkata tidak dan berbeda dengan yang lain di saat yang lain memilih untuk diam dan hanya menonton.
      Mengapa harus merasa takut untuk berkata tidak terhadap semua perbuatan yang dapat menghambat kemajuan kita hanya karena tidak banyak orang ada bersama kita.  Jangan takut untuk menjadi orng asing dan dianggap aneh karena sesungguhnya Islam datang dalam keadaan asing. Selain itu, tidak ingatkah kita pada kesaksian yang telah kita nyatakan pada-Nya. Asyhadu anlaa ilaaha illalloh wa asyhadu anna Muhammadar rosululloh. Aku  bersaksi bahwa tidak ada illah, sesembahan, dan pemelihara kecuali Allah. Kesaksiaan kita diawali dengan kata tidak yang meniadakan semua tuhan dan sesembahan kecuali Allah.
      Jika kita mendengarkan nurani kita, kita tidak akan rela melihat ketidakadilan yang terjadi. Karena itu, tekatkan hati kita untuk berkata tidak pada semua ketidakadilan tersebut. Kita tidak akan tahu apa yang bisa kita dapat dengan satu kata tersebut sampai kita mencobanya. Tapi yakinlah tidak ada kebaikan yang sia-sia.