Seribu untaian kata terimakaih sekalipun tak akan bisa
menggantikan pengorbanan yang engkau lakukan. Sejuta permohonan maafku tak akan
sanggup menandingi keikhlasanmu untuk selalu memaafkanku. Berulang kali air
matamu jatuh, dan itu karena aku. Bahkan permintaan sederhanamu yang memintaku
untuk sejenak ada di sisimu aku abaikan.
Maaf,, entah yang keberapa kalinya aku berucap ini. Permohonan
maaf yang sering kali hanya terpendam di hati. Tak sanggup aku untuk
melisankannya dan kembali membuatmu terluka. Sungguh tak pernah aku
berkeinginan untuk melukaimu. Karena setiap kali aku melukaimu akupun melukai
diriku sendiri. Bagaimana mungkin aku akan menyakiti orang yang berharga dalam
hidupku tanpa menyakiti diriku sendiri.
Sesak itu sering kali hadir. Hanya mengingat bayangmu dengan
muka yang tertunduk karena menahan air matapun rasanya aku tak sanggup. Entah berapa
kali aku sudah membuatnya seperti itu dan berapa kali lagi aku akan kembali
melukai hatinya. Semoga tidak akan terulang lagi. Aku tidak ingin hatinya yang
bening hancur hanya karena aku sering mengabaikannya. Tidak memenuhi permintaan
sederhananya. Lalu apa bedanya aku tinggal bersamanya atau tidak jika aku
bahkan tidak punya waktu untunya. Itu yang sering kali beliau tanyakan dan aku
selalu terdiam tidak sanggup untuk menjawab
Maaf,, aku hadir tapi seolah tiada,,
Maaf,, aku ada tapi sering menyakiti,,
Maaf,, aku disisimu tapi sering kali pergi,,
Maaf,, belum ada apapun yang bisa aku bawa padamu,,
Maaf,, berulang kali menorehkan luka yang kadang sama,,
Maaf,, cara bicara dan sikapku sering mengusikmu,,
Maaf,, diri ini masih belum sanggup membuatmu tersenyum,,
Tak ingin aku mengumbar janji padamu. Karena sejauh ini
bahkan masih ada beberapa janjiku yang belum terpenuhi. Tapi percayalah, selama
engkau masih ada di sisiku, ridho padaku, aku akan dapat mengusahakan yang terbaik
dengan bibir yang tersenyum. Dan suatu saat ketika Alloh menghendaki akan
kupersembahkan yang terbaik padamu.
Yogyakarta, 26 Desember
2012
Posted by Syarofina in keluarga, surat
Diberdayakan oleh Blogger.
Social Icons
:)
Social Icons
Cari Blog Ini
-
Satu untuk Semua. Semua untuk Satu. Slogan itu sudah sering terdengar. Kalimat itu tidak asing dan barangkali sudah familiar dalam k...
-
@syarofina hohoho.. sip2.. semangat mbaaak! yang diomongin ke aku juga jangan cuman ngomong doang yaa! :p Sebaris kalimat yang sebenarnya...
-
Tidak ada yang melarang orang bermimpi. Seaneh apapun dan semustahil apapun juga sebanyak apapun. Mumpung mimpi masih gratis ya jadi tuli...
-
Bukan tentang jarak yang tercipta Bukan tentang tempat yang berbeda Bukan pula tentang waktu yang berjeda Ini hanya tentang cerita Ujungnya ...
-
Aku memang memiliki dua mata tetapi aku tidak bisa selalu memandang dan memperhatikanmu Aku memiliki dua telinga tetapi aku tidak bisa sela...
-
Semester empat belum genap sebulan berjalan. Kembali merasakan rutinitas yang entah bagaimana aku harus mendeskripsikan. Yang jelas semest...
-
Ketika diniatkan karena Alloh insyaAlloh tidak akan ada kata menyesal Ketika diniatkan karena Alloh tentunya tidak ada kata malas dan...
-
Ya Allah, Engkau mengetahui bahwa hati-hati ini telah berhimpun dalam cinta padaMu, telah berjumpa dalam taat padaMu, telah bersatu...
-
Tuhan.... kalau tak Kau bolehkan aku miliki dia, lalu untuk apa rasa ini Kau cipta? kalau tak Kau bolehkan aku nyatakan cinta, lalu kenapa...
-
sewaktu buka-buka koleksi buku lama, tiba-tiba nemu kertas dan isinya,,,, (silakan baca sendiri ) Sebenernya seingetku ini tulisan ak...