Pemuda saat ini adalah pemimpin di masa depan. Seperti apa masa depan ditentukan dari sekarang. Olehku, olehmu, oleh kita para pemuda. Dan bukan sembarang pemuda yang dapat membawa negeri ini menjadi lebih baik. Ialah pemuda muslim yang mampu mewujudkannya. Yang lisannya basah oleh tasbih. Tangan dan kakinya sibuk berkarya. Karena baginya hidup adalah kemuliaan. Tiada kerugian baginya karena semuanya untuk Alloh. Seluruh bagian hidupnya adalah kebaikan. Ketika susah ia bersabar dan ketika lapang ia bersyukur. Keyakinan bahwa Alloh bersamanya tertanam kuat dalam dada. Ialah yang akan merubah negeri ini menjadi lebih baik. Karena pemua saat ini adalah pemimpin masa depan.
Posted by Syarofina in dakwah, islam
Diberdayakan oleh Blogger.
Social Icons
:)
Social Icons
Cari Blog Ini
-
Satu untuk Semua. Semua untuk Satu. Slogan itu sudah sering terdengar. Kalimat itu tidak asing dan barangkali sudah familiar dalam k...
-
Aku memang memiliki dua mata tetapi aku tidak bisa selalu memandang dan memperhatikanmu Aku memiliki dua telinga tetapi aku tidak bisa sela...
-
Keluarga adalah di mana ada dirimu. Dan ketika tanpamu rasanya ada yang tidak lengkap dan kurang. Karena memang seharusnya kam...
-
bergerak,,, bergerak itu bangkit ketika yang lain terlelap bergerak itu memulai ketika yang lain hanya diam bergerak itu peduli ket...
-
Bukan tentang jarak yang tercipta Bukan tentang tempat yang berbeda Bukan pula tentang waktu yang berjeda Ini hanya tentang cerita Ujungnya ...
-
Ketika diniatkan karena Alloh insyaAlloh tidak akan ada kata menyesal Ketika diniatkan karena Alloh tentunya tidak ada kata malas dan...
-
September ini seperti September sebelumnya terasa istimewa dan salah satunya karenamu. Ya, karena tepat 10 tahun yang lalu Allah mengijink...
-
Terdetik dalam pikiran Terdiam dalam keheningan Terlintas semua angan kenangan Bersama setiap untaian yang kemudian terburai Lepas ...
-
@syarofina hohoho.. sip2.. semangat mbaaak! yang diomongin ke aku juga jangan cuman ngomong doang yaa! :p Sebaris kalimat yang sebenarnya...
-
Semester empat belum genap sebulan berjalan. Kembali merasakan rutinitas yang entah bagaimana aku harus mendeskripsikan. Yang jelas semest...