Satu untuk Semua. Semua untuk Satu. Slogan itu sudah sering terdengar. Kalimat itu tidak asing
dan barangkali sudah familiar dalam kehidupan kita. Satu untuk Semua, Semua
untuk Satu. Kalimat itu memiliki arti yang dalam bagi saya. Saya memiliki
pemaknaan tersendiri dengan kalimat tersebut.
Satu
untuk semua. Dalam benak saya kalimat ini memiliki dua makna. Yang pertama satu
mewakili Penguasa Alam, Alloh swt dan semua untuk seluruh makhluknya di semesta
raya ini. Alloh memiliki kekuasaan mutlak untuk mengatur segalanya. Dialah yang
memutuskan hidup-mati seseorang, mengatur seberapa banyak ‘jatah’ rizki mereka.
Kekuasaannya melingkupi seluruhnya. Tidak ada yang terlewat satupun. Bahkan meskipun
itu hanyalah seekor kutu atau semut sekalipun.
Makna
yang kedua adalah satu untuk kita sebagai masing-masing individu dan semua
untuk masyarakat yang hidup berdampingan dengan kita. Sebenarnya masyarakat
disini tidak hanya manusia tapi seluruh makhluk bernyawa di sekitar kita. Kita sebagai
manusia diciptakan tentunya bukan untuk merusak dan menghancurkan. Tetapi justru
sebaliknya untuk memperbaiki dan memberi manfaat untuk sesama. Kehidupan kita
yang hanya sekali ini memiliki nilai karena kemanfaatan kita. Untuk apa hidup
di dunia jika keberadaannya hanya menyusahkan dan merepotkan orang lain?
Semua
untuk Satu. Semua dari kita, hidup dan kehidupan kita, semuanya sejatinya
adalah milik-Nya dan untuk-Nya. Perbuatan kita, sikap kita, kerja keras kita
bahkan senyum kita sekalipun seharusnya semuanya dalam koridor dan niatan untuk-Nya.
Karena memang sudah seharunya dan sewajarnya kita sebagai makhluk tunduk dalam
aturan main yang telah ditetapkan. Jadi, seluruh perbuatan dalam hidup kita
selayaknya dipersembahkan hanya untuk Yang Maha Esa. Alloh.
Satu untuk
Semua, Semua untuk Satu. Alloh menganugerahkan kita kehidupan dengan segala
perangkatnya kepada kita semua. Semua yang Alloh berikan untuk kita menjadi
modal untuk memberi kemanfaatan bagi sesama. Dan semua yang kita lakukan hanya
diniatkan untuk Alloh semata.
Posted by Syarofina in refleksi
Diberdayakan oleh Blogger.
Social Icons
:)
Social Icons
Cari Blog Ini
-
Satu untuk Semua. Semua untuk Satu. Slogan itu sudah sering terdengar. Kalimat itu tidak asing dan barangkali sudah familiar dalam k...
-
@syarofina hohoho.. sip2.. semangat mbaaak! yang diomongin ke aku juga jangan cuman ngomong doang yaa! :p Sebaris kalimat yang sebenarnya...
-
Tidak ada yang melarang orang bermimpi. Seaneh apapun dan semustahil apapun juga sebanyak apapun. Mumpung mimpi masih gratis ya jadi tuli...
-
Bukan tentang jarak yang tercipta Bukan tentang tempat yang berbeda Bukan pula tentang waktu yang berjeda Ini hanya tentang cerita Ujungnya ...
-
Aku memang memiliki dua mata tetapi aku tidak bisa selalu memandang dan memperhatikanmu Aku memiliki dua telinga tetapi aku tidak bisa sela...
-
Semester empat belum genap sebulan berjalan. Kembali merasakan rutinitas yang entah bagaimana aku harus mendeskripsikan. Yang jelas semest...
-
Ketika diniatkan karena Alloh insyaAlloh tidak akan ada kata menyesal Ketika diniatkan karena Alloh tentunya tidak ada kata malas dan...
-
Ya Allah, Engkau mengetahui bahwa hati-hati ini telah berhimpun dalam cinta padaMu, telah berjumpa dalam taat padaMu, telah bersatu...
-
Tuhan.... kalau tak Kau bolehkan aku miliki dia, lalu untuk apa rasa ini Kau cipta? kalau tak Kau bolehkan aku nyatakan cinta, lalu kenapa...
-
sewaktu buka-buka koleksi buku lama, tiba-tiba nemu kertas dan isinya,,,, (silakan baca sendiri ) Sebenernya seingetku ini tulisan ak...