Archive for Oktober 2013

Catatan Akhir Oktober


Waktu terasa berlari dan rasanya tiba-tiba saja Oktober tinggal menghitung jam sebelum pergi. Tanpa terasa November telah menjelma di depan mata. Begitu banyak hal yang terjadi pada 31 hari terakhir ini. Terlalu banyak sampai-sampai rasanya tak kuasa untuk mengumpulkan hikmah yang terserak dari setiap kejadian. Entah berapa banyak pengalaman berharga yang mengajarkanku untuk lebih bijak memjalani hidup. Yah, kehidupan itu sendiri yang mengajarkanku untuk lebih memaknai hidup.


Tidak ada yang istimewa dengan bergantinya hari kecuali dengan jejak kebermanfaatan yang ditinggalkan pada hari itu. 

Maka biarlah diri ini berharap bahwa hari-hari lampau adalah waktu yang istimewa. Apa lagi yang lebih baik dari menjadi bermanfaat untuk orang lain jika menjadi orang yang bermanfaat merupakan kategori manusia terbaik? 

Rasanya berat ketika membayangkan pertanggung jawaban dari setiap laku kehidupan. Benarkah usaha maksimal sudah dilakukan untuk setiap hal yang dipintakan kepada-Nya? Seberapa jauh usaha yang dilakukan demi mencari keridho’an-Nya? Sudahkah setiap langkah adalah dalam rangka tunduk dan menjauh dari maksiat? Ataukah justru masih banyak waktu yang sia-sia terlewat begitu saja? Masihkah prasangka tidak baik itu sering terbersit? Tidak adakah lagi kata yang menyakitkan? Sudahkan setiap sholat ditunaikan di awal waktu? Seberapa jauh al-Qur’an hadir dan membersamai langkah?

Ah, terlalu banyak ternyata catatan yang masih harus diperbaiki. Entah berapa banyak lagi yang belum tertulis. Dengan semua catatan itu pantaskah meminta surga? Siapkah jika tiba-tiba Izro’il menyapa dan mengajak kembali? Sudahkah akhir hidup akan menjadi akhir yang baik?

Selamat datang November,,, :)

Yogyakarta, 31 Oktober 2013|23.00 WIB
(cat) kamar baru, semangat baru  ^^
 Ayolah setelah ini kejar target bulan November juga Oktober yang belum terselesaikan. 
Ganbatte ne!!!

Sajak-Sajak Bisu

terangkai indah menyusun untaian mutiara kata
tertulis rapi dan terpampang nyata
menyimpan seribu satu cerita pada setiap rangkaian indahnya
tapi semua tak ada artinya
sajak-sajak itu tetap saja bisu
membawa mati semua bersamanya

Pengingat

Tunduk, terdiam, dan tertegun. Sesak sekali. Menghantam tepat pada titik paling rawan. Ya, aku memang salah. Sadar. Tapi kemudian kalah pada bisikan yang dihembuskan setan. Kalah pada nafsu yang seharusnya dilawan. Sungguh kusadari bagaimana cara Dia menjagaku. Apik, rapih dan tanpa cela. Sama sekali Dia tidak menampakkan keburukanku di depan siapapun. Dia menutupinya dengan sempurna. Mengingatkanku lewat banyak orang yang ada di sekitarku. Mengingatkanku dengan perbincangan dan pembicaraan yang aku tau Dia inginkan aku mendengarnya. Dia yang paling tahu bahwa aku mengetahuinya tapi Dia tahu aku mungkin lupa dan butuh diingatkan. Dia menjagaku dengan menempatkanku pada forum-forum dan lingkungan yang aku yakin Dia yang mengaturnya. Hanya untukku. Untuk kebaikanku.

Betapa Dia tetap menjagaku dengan sebaik-baik penjagaan meskipun bukan hanya sekali aku mebuatNya cemburu. MengabaikanNya, tidak mendahulukanNya diatas yang lain. Kemudian Dia dengan kasih sayang-Nya tetap menjagaku.

PadaNya aku berharap penjagaan terbaik. Menyerahkan takdir kehidupan dalam genggaman-Nya dengan kepasrahan mutlak setelah usaha terbaik yang mampu dilakukan. Siapa lagi yang lebih baik penjagannya selain-Nya? Manalah skenario terbaik jika bukan milik-Nya?

Yogyakarta, 18 Agustus 2013

diantara catatan lama dengan sedikit perubahan
dan benarlah, pada amanah itu terdapat pemuliaan sekaligus pembebanan




Diberdayakan oleh Blogger.

Social Icons

:)

Social Icons

Cari Blog Ini

Featured Posts