Archive for Mei 2013

Sejuta Tanya


Salahkah jika aku merasa sendirian? Salahkah jika aku ingin sejenak menghilang dari hadapan kalian? Salahkah jika aku merasa penat dan lelah? Salahkah jika aku ingin sedikit saja dihargai dan dianggap ada? Salahkah ketika aku memang bersalah dan ingin ditegur dengan bahasa yang dapat kuterima? Salahkah jika aku ingin tidak peduli dengan semua perkataan kalian? Percayakah kalian jika aku katakana bahwa aku bersikap sebegitu menyebalkan bukan hanya karena egoku? Tidakkah itu juga sedikit banyak disebabkan oleh kondisi yang menuntunku untuk mencapa kesimpulan itu? Lalu bukankah itu artinya kalian juga berperan disana?

Hidup bukan sekedar danau tanpa riak. Hidup lebih mirip seperti lautan dengan gelombang dan badai dan gelombang. Bukankah seseorang baru dikatakan sebagai pelaut ulung ketika mampu menaklukkan badai dan gelombang? Jika kita adalah seorang pelaut, sudah setangguh apakah kita dalam menghadap gelombang hambatan dan badai ujian? Jika kita ada dalam satu bahtera yang sama dengan beberapa orang lain yang bersama-sama berlayar menuju satu tujuan yang sama di manakah kita akan mengambil peran? Akankah kita hanya akan berdiam diri menatap gelombang dan badai lalu memilih terbawa? Akankah kita sanggup melihat rekan-rekan yang lain berjibaku dan bahu-membahu menghadap gelombang dan badai sedang kita hanya berdiam diri? Akankah kita tetap akan diam karena kalah oleh ketakutan-ketakutan tak beralasan yang bahkan belum tentu terjadi? Benarkah kita akan memilih menuruti ego dan membiarkan mereka berjuang bahkan untuk bagian kita juga? Benarkah kita rela jika suatu ketika kita harus kehilagan salah satu dari mereka? Benarkah kita akan tetap merasa apa yang terjadi tidak ada sangkut pautnya dengan kita?

Cukuplah! Cukuplah yang lalu itu berjalan sebagaimana dia berjalan. Biarlah semua yang lewat menjadi pengalaman yang menjelma menjadi guru kehidupan. Biarlah semua hal yang hadir dan pernah singgah dengan meninggalkan beragam memori menjadi warna indah yang member warna pada kanvas kehidupan. Biarlah semua itu menjadi hal yang akan mendewasakan kita. Perubahan itu keniscayaan. Ada kalanya kita harus berkompromi dengan yang lain dan menurunkan ego. Kita hidup tidak sendirian dan dibatasi oleh orang lain. Dan rasanya terlalu egois jika kita menuntut orang lain memahami tanpa mau memahami. Menjadi tua itu pasti tapi dewasa itu pilihan.
kamu tahu apa yang paling indah di dunia? itu adalah pertemuan denganmu di bawah langit biru.  kamu tahu apa yang paling menyenangkan? itu adalah saat akhirnya bisa berkenalan denganmu. kamu tahu kejadian apa paling hebat saat ini? itu adalah duduk melingkar bersamamudan ditemani kepakan sayap malaikat. kamu tahu apa yang paling menakjubkan? itu adalah bejuang bersamamu yang sangat gigih. dan kamu tahu apa yang paling mebahagiakan untukku? itu adalah melihat senyum lebar terbit di wajahmu.
jangan letih untuk terus tersenyum. jangan letih untuk tetap berjuang. jangan letih untuk selalu jadi bermanfaat. Tetapi jangan lupa untuk mengisi ruhani, menguatkan jiwa, dan selalu melembutkan hati.

makasih untuk kata-katanya :D 

Komitmen Baru


Waktu berlalu begitu saja. Setiap detik yang terlewat seolah tidak disadari. Minggu keempat setelah UTS sedang berlangsung. Cukup sudah dua minggu kemarin dalam kekacauan. Tidak boleh ada lagi kekacauan berikutnya dalam tiga minggu ke depan. Bahkan kesempatan absen kuliah pun sudah mencapai limit. Jadi apalagi alasan yang dapat mengijinkan untuk berlaku seenaknya?

Kondisi jiwa dan badan harus ditata kembali. Diletakkan dalam keadaan yang seharusnya. Bukan dalama dunia mimpi atau khayalan yang menghamparkan kemudahan. Hidup tidak selamanya manis tapi justru itulah tanda kamu masih memiliki kehidupan. Pedih, sedih, atau apapun itu bukan alasan yang dapat diterima untuk menjadi pembenaran kekacauan beberapa saat yang lalu. Jika itu alasannya maka cukuplah itu menjadi gambaran seberapa baik pengelolaan diri yang bisa dilakukan.
Lembar buku kehidupan sudah menuntut untuk membuka lembar baru. Lihatlah, apakah kombinasi warna indah yang akan memenuhi lembaran yang terbuka atau hanya coretan garis hitam serupa benang kusut dengan latar belakang putih yang memancarkan aura suram. Itu pilihan.
Lihatlah, aku siap. Aku siap kembali merasakan kenikmatan belajar. Menikmati setiap detik kehidupan. Tidak lagi dengan gerutuan sesering saat yang lalu. Perubahan itu keniscayaan. Pilihan itu menawarkan, akankah lebih baik ataukah justru menurunkan kualitas?
Bismillah. Laa khaula wa laa quwwata illa billah,,,
PadaMu aku tunduk dan berserah
Inilah usaha terbaik yang dapat kulakukan saat ini
Selebihnya kuserahkan padaMu

Bersama Kalian


Ada cerita… ada kisah… dan ada peristiwa.. Lalu ada garis yang melintang yang disebut takdir..
Ada pertemuan.. pasti ada perpisahan.. dan itu sebuah keniscayaan..
Segala puji bagiNya yang menghadirkan kalian dalam hidupku..

Ribuan ucapan terimakasih tak dapat menggambarkan rasa syukurku memiliki kalian dalam episode hidupku..
Semoga kalian ada dalam tempat terbaik yang disiapkanNya untuk kalian..
Aku percaya suatu saat aku akan tersenyum karena kalian..
Ukhibbukun fillah..

Diberdayakan oleh Blogger.

Social Icons

:)

Social Icons

Cari Blog Ini

Featured Posts